Budi, seorang anak laki-laki yang masih duduk di kelas 4
sekolah dasar disuatu kota, baru saja memenangkan sebuah medali sebagai pembaca
terbaik di kelas. Terbuai oleh kesombongan, ia menyombongkan diri dihadapan
pembantu di rumah, “Bibi, coba lihat, jika mau, bibi dapat membaca sebaik
saya”. Pembantu itu mengambil buku, memandangnya, dan akhirnya berkata dengan
terbata-bata, “Nak Budi, saya tidak bisa membaca”.
Sombong seperti burung merak, anak kecil itu lari ke ruangan
keluarga dan berteriak kepada ayahnya, “Yah, Bibi tidak bisa membaca, sedangkan
saya meski baru berumur 9 tahun, saya sudah dapat medali untuk kehebatan
membaca, saya jadi ingin tahu bagaimana sih perasaannya memandang buku tapi
tidak bisa membaca”.
Tanpa berkata sepatah kata pun. Ayahnya berjalan ke rak
buku, lalu mengambil sebuah buku dan memberinya kepada anak semata wayangnya,
“Bibi merasa seperti ini”, kata ayahnya. Budi mengamati buku tersebut dan membolak balik halamannya,
lalu kemudian diam terpaku memandangi buku tersebut. dan sang ayah mengusap
kepala anak kesayangannya dengan penuh kasih.
Anak laki-laki itu tidak akan pernah melupakan pelajaran itu
untuk seumur hidupnya. Bila perasaan sombong datang, dia dengan tenang akan
mengingatkan dirinya, “Ingat, kamu tidak bisa membaca dalam bahasa Jerman”.
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah Dengan Bahasa Yang Sopan :)