Namun, kesedihannya karena satu pertanyaan yang dilontarkan pemateri ketika mengikuti acara Smart Parenting.
”Bagaimana caranya untuk mengetahui kalo anak berumur 1-5 tahun
menyayangi orang tuannya” ? Ya, pertanyaan itulah yang manjadi beban pikiran
dirinya saat ini. Meskipun juga Hamzah mengakui kalo dirinya bukanlah ayah yang
baik. Marah adalah hal yang wajar terjadi. Namun, marah ketika terlihat oleh
anak berusia 2 tahun adalah perkara yang berbahaya untuk perkembangan
emosionalnya. Dan Hamzah mengakui hal itu. Mulai hari itu ia bertekad untuk
menjadi ayah yang lebih baik lagi untuk anaknya.
Mulai saat itu, setiap hari Hamzah pulang kantor dengan tergesa-gesa. Sebab hanya satu tujuannya. Bagaimana mendapatkan jawaban dari Ridwan anaknya ! Bermain dan bercengkerama dengan anaknya lebih lama adalah solusi yang tepat untuk mendapatkan jawaban kata ”Iya”. Hari itu Hamzah membeli bola berukuran besar. Lebih besar dari ukuran tubuh Ridwan. Mereka bermain lebih lama. Hamzah rela menjadi penjaga gawang yang berpura-pura jatuh ketika menangkap bola. Dan itu terjadi berulang-ulang hingga mengundang tawa Ridwan. Hingga mereka letih bermain. Hamzah mengajak Ridwan duduk sebentar. Hamzah mengambikan segelas air minum yang akan diminum berdua. Pikiran Hamzah, Ini saat yang tepat menanyakannya.
”Nak, Ridwan sayang sama abi ga ?” Kali ini Ridwan menatap wajah Hamzah. Hamzah menanti…..tiba-tiba Ridwan berkata ”Abi, ayo main bola lagi !…. Hamzah terdiam, mungkin pertanyaan itu ditanyakan ketika suasana tidak tepat pikirnya.
Malam harinya, Hamzah membacakan buku ”Akhlaq Islami” kepada
anaknya. Kali ini Hamzah membacanya dengan sabar dan lebih lama dari biasanya.
Malam itu 9 buku dibacanya sampai habis. Hingga ketika anaknya terlihat
mengantuk, Hamzah berinisiatif untuk menyeka punggung Ridwan. Ketika usapan
demi usapan dilakukannya, terbesit keingginan untuk menanyakan kepada anaknya
”Nak, Ridwan sayang ka sama abi?”…
Ridwan terdiam, ternyata Ridwan keburu tidur sebelum ditanya.
Hmm….biarlah, mungkin ia letih bermain tadi siang. Sambil mengusap punggung,
dipandanginya wajah anaknya. Hamzah berkata di telingga anaknya. ”Nak, maafkan
abi jika ternyata abi bukanlah ayah yang baik untukmu. Hingga engkau sulit
mengatakan kata ”Iya”. Tapi biarlah, abi akan berusaha menjadi ayah yang baik”.
Malam pun berlalu, tanpa jawaban yang diimpikannya….
Sepulang shalat subuh, dompetnya berserakan! Ridwan ternyata telah bangun ketika Hamzah ke masjid. Foto dan tanda pengenal berceceran kemana-mana. Dengan sabar Hamzah mengambilnya dan memperbaikinya kembali. Hamzah berkata ke anaknya”Jangan dibuka dompet abi ya, disini banyak tanda pengenal yang penting. Nanti kalo hilang bagaimana ? ” Ridwan mengangguk tanda setuju. ”Oke! Ayo kita toss dulu” kata Hamzah. Dan Ridwan pun mengangkat dan membuka jarinya untuk toss dan tersenyum.
”Ok ummi, ayo berangkat” kata Hamzah. Waktu menunjukkan pukul
06.50. eh,ternyata Ridwan tak mau ganti baju. Bajunya yang dipake tidur tidak
mau digantinya. Baju bermotif mobil traktor dengan saku di depan itu terlihat
kumal. Tapi Ridwan tetap tak mau ganti baju. Bahkan sampai menangis ketika
bajunya mau dilepas. Karena takut terlambat ke kantor, maka biarlah Ridwan
tidak mandi dan tak mau ganti baju.
Sore itu, Hamzah pulang tak lagi tergesa-gesa. Toh Ridwan tak menunjukkan itikad mengucapkan kata-kata ”Iya” untuk dirinya. Maka kali ini Hamzah melakukan aktifitas seperti biasa. Menjemput Ridwan di rumah nenek yang ternyata memakai baju yang sama dengan baju tadi pagi. Kata nenek ”Ridwan ngak mau ganti baju, dia jingkar ( Menangis hebat ) kalo bajunya mau dilepas”
Malam itu Hamzah tak ingin bermain bola bersama anaknya. Hamzah
menggiring Ridwan untuk tidur lebih awal. Maka diiringilah tidur Ridwan dengan
tilawah.Setelah terlelap tidur. Hamzah meminta istrinya untuk mengganti baju
Ridwan yang kumal karena besok pagi giliran Hamzah yang mencuci baju.
Sepulang shalat subuh, Ridwan belum bangun. Tumpukan baju satu persatu dicucinya. Hingga tiba pada baju bermotif traktor Ridwan. Baju yang dipake seharian. Ketika mencuci, Hamzah menemukan foto 4×6 dirinya di saku baju Ridwan…Dan hal itulah yang membuat Ridwan tersenyum dan berkata dalam hati ”Tak usahlah engkau berkata ”Iya” Nak. Abi sudah tahu jawabannya”……
Anak-anak Belajar Dari Kehidupannya
jika anak dibesarkan dengan celaan, ia
belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan
ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan ia
belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan hinaan ia
belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan toleransi ia
belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dorongan ia belajar
percaya diri
Jika anak dibesarkan pujian ia belajar
menghargai
Jika anak dibesarkan sebaik-baik
perlakuan ia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan rasa aman ia
belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dukungan ia belajar
menyenangi dirinya
Jika anak dibesarkan kasih sayang dan
persahabatan ia belajar menemukan cinta dalam
kehidupannya (dorothy law nolie)
Penulis: Muhammad Arafah, ST
Mantap blognya, salam kenal keep blogging
BalasHapussalam kenal juga, qyutoz mengucapkan terimakasih karena agan telah meluangkan waktu untuk membaca postingan saya yang berjudul Foto 4 x 6 di Saku Bajumu Nak..
BalasHapusrajin-rajin mampir ya gan :)