Searching...
Rabu, 01 Januari 2014
1/01/2014 01:25:00 AM

Sang Juara

Sang Juara
Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu. Sebab, ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil  mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Mark lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.

Yah, Memang. Mobil itu tak menarik. Dengan kayu sederhana dan sedikit lampu kedip di atasnya. Tentu tak sebanding dengan hiasan mewah mobil mainan lainnya. Namun Mark bangga dengan itu semua, sebab mobil itu buatan tangannya sendiri.

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan balap mainan. Setiap anak mulai bersiap digaris start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Disetiap lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 “pembalap” kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya.

Namun, sesaat kemudian. Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak sedang berdo’a.  lalu semenit kemudian ia berkata, “aku siap”.
Dor. Tanda pertandingan telah dimulai. dengan satu hentakan kuat mereka mulai meluncur dengan cepat. setiap orang bersorak sorai bersemangat menjagokan mobilnya masing-masing. “ayo..ayo..cepat..cepat..maju..maju..”, begitu teriak mereka.

Ahha, sang pemenangpun harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan ternyata Mark lah yang menjadi pemenangnya. Ya, semua senang, begitu juga Mark. Ia berucap didalam hati. “terima kasih”.

Saat pembagian piala tiba. Mark maju kedepan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya, “Hai Jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada tuhan agar kamu menang, kan?”. Mark terdiam. Lalu berkata, “bukan, pak, bukan itu yang aq panjatkan”.

Ia lalu melanjutkan, “Sepertinya tidak adil meminta kepada tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain, Aku hanya memohon pada tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah”. Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk tangan yang memenuhi ruangan.


(Sang Juara, adapted from “Irfan Seeds”.)

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah Dengan Bahasa Yang Sopan :)

.
 
Back to top!