Cinta Maya adalah salah satu karya Bang Bois yang sangat qyutoz favoritkan, karena didalam novel berbentuk ebook ini, Bang Bois menggabungkan antara Cinta, Fiksi dan Agama dengan sangat harmonis. dan di bagi temen-temen yang ingin lebih memperdalam pengetahuan tentang hakikat penciptaan dan keberadaan sang oencipta, sangat saya rekomendasikan membaca buku ini.
Novel ini sanggup membawa pembaca kedalam imajinasi dunia Maya yang dibumbui konflik dan dilema percintaan dan siraman rohani yang berwawasan, pada halaman pertama saja Bang Bois sanggup membuat Pembaca berdebar-debar mengikuti ritme alur kisah Novel "Cinta Maya".
jadi Sebaiknya sebelum membaca artikel bocoran dibawah ini ada baiknya temen-temen mendownload ebooknya disini.
nah silahkan dibaca bagian awal dari Novel Cinta Maya dibawah ini..

Click! Click! Click! Suara mouse terdengar saat Maya sedang mengaktifkan menu status karakter game online miliknya. "Asyik… kini level karakterku sudah memenuhi syarat untuk memasuki dunia gaib," kata Maya bersorak dalam hati.
Sungguh wanita itu betul-betul gembira karena perjuangannya di dunia game selama ini ternyata tidak sia-sia, dan tak lama lagi dia sudah bisa memasuki alam gaib yang lebih seru dan menegangkan. Namun sebelum dia bisa memasuki alam itu, ternyata dia harus mempunyai mantra perpindahan lebih dulu. "Sial… ternyata untuk mendapatkan mantra itu tidaklah mudah," Maya mengeluh.
Maklumlah, syaratnya untuk mendapatkan mantra itu diharuskan mengumpulkan 3 macam jenis bebatuan, yaitu merah delima, jambut, dan safir. Masing-masing harus berjumlah 500 buah. "Huh, ini sih nyiksa diri namanya. Masa harus sebanyak itu. Ampun deh…" Maya lagi-lagi mengeluh.
Kini wanita itu tampak mendudukkan karakternya di bawah pohon yang lebat, saat itu dia mulai putus asa lantaran harus menjalankan tugas yang baginya begitu berat. Di tengah keputusasaannya, tiba-tiba dia mendengar derap kaki kuda mendekat.
"Hmm.. siapa kesatria itu? Sepertinya dia itu level tinggi," duga Maya dalam hati sambil terus memperhatikan karakter kesatria berkuda di layar monitornya.
Tak lama kemudian, si kesatria berkuda itu sudah berdiri di hadapan karakter milik Maya. Dia berdiri dengan gagah sambil memamerkan pedang yang baru didapatnya. "Lihatlah pedangku ini, bagus tidak? Tadi aku mendapatkannya ketika melawan monster Unggara," tanya kesatria berkuda itu.
"Mmm… Bagus juga. Ngomong-ngomong, kakak level berapa?" tanya Maya pada kesatria yang ternyata bernama Harsya.
"Baru 120," jawab Harsya.
"Bohong… Jika melihat dari pakaianmu kau pasti sudah lebih dari 140."
"Hehehe…! Aku level 142. O ya, ngomong-ngomong kenapa tidak berburu?"
"Wah, males…" jawab Maya sekenanya.
"Kok males?"
"Iya nih. Masak aku harus mengumpulkan 1500 buah batu."
"Hehehe…! Syarat untuk mendapat mantra perpindahan kan?"
Maya menganggukkan karakternya.
"Kalau begitu mau kubantu?"
Mengetahui itu, Maya langsung bersorak dalam hati, sungguh kesempatan ditolong oleh level yang lebih tinggi adalah peluangnya untuk lebih mudah mendapatkan mantra perpindahan.
"Tentu saja, Kak. Aku mau sekali," jawab Maya bersemangat.
"Sudah kuduga, kau memang salah seorang kesatria yang manja. Maaf! Aku tidak bisa membantumu, sebab akan membuatmu semakin manja"
Mengetahui itu, Maya langsung memasang tampang geram, "Dasar pembohong… teganya kau mempermainkan aku. Padahal, tadi aku sudah begitu senang karena kau mau menolongku. Sungguh aku membencimu!"
"Kok ngambek…?"
"Sudah sana pergi! Aku tidak mau melihat tampangmu lagi."
"Idih… Ngambek betulan."
"Huh, kalau kau tidak pergi, biar aku yang pergi," kata Maya seraya melangkah menjauh.
"Non…! Mau kubantu tidak?" panggil Harsya tiba-tiba.
Mengetahui itu, Maya langsung menghentikan langkahnya, kemudian segera menghampiri kesatria tampan itu. "Betul kau mau membantuku?" tanyanya penuh pengharapan.
Saat itu Harsya bukannya menjawab, tapi malah cengengesan.
"Huh! Lagi-lagi kau telah mempermainkanku, dasar penipu…" ucap Maya semakin jengkel seraya kembali menggerakkan karakternya untuk melangkah menjauh.
"Eh, Non! Tunggu…!" tahan Harsya tiba-tiba.
Saat itu Maya tidak mempedulikannya, dia terus menggerakkan karakternya melangkah semakin jauh. Mengetahui itu, Harsya segera naik ke pelana kuda dan buru-buru mengejarnya.
. . . . . . nah bagaimana kelanjutannya? silahkan download aja ebooknya disini :)
dan bagi temen-temen yang ingin mendownload koleksi ebook lainnya karya Bang Bois, silahkan klik DISINI
wah, ebooknya mantap (y)
BalasHapusyups, keep blogging..
BalasHapus